Sejatinya seorang ibu adalah pilar terdepan dalam membina generasi muda penerus bangsa. Beliaulah yang menjadi ujung tombak dalam menanamkan nilai-nilai kebaikan, kebenaran, etika dan moral kepada putra-putrinya, dengan tidak mengesampingkan sang ayah maupun lingkungannya. Kata pepatah: Surga di telapak kaki ibu, yang menunjukkan betapa mulianya seorang ibu dibandingkan yang lain.
Namun kemajuan peradaban seiring dengan tumbuhnya budaya materialisme, membuat orang berkompetisi untuk meraih hasil maksimal tanpa mempedulikan generasi masa depan, dan tidak peduli lagi jenis kelamin. Semua berlomba untuk meraih penghidupan yang layak tanpa peduli lagi masa depan putra-putrinya yang masih membutuhkan kasih sayang dari ibunya. Sang ibu sibuk bekerja mencari sesuap berlian demi pengembangan karir dan prestise pribadi. Sementara itu pengasuhan anak yang seharusnya merupakan tanggung jawab ibu diserahkan kepada pembantu atau baby sitter yang sebagian besar belum matang karena belum pernah mengasuh anak sendiri.
Generasi sekarang semakin dipenuhi oleh anak-anak hasil didikan para pembantu dan baby sitter. Akibatnya tidak ada lagi etika dan sopan santun serta penghormatan kepada orang yang lebih tua, bahkan orang tuanya sendiri. Lebih fatal lagi, miskinnya kasih sayang menyebabkan anak mencari perhatian pada hal-hal negatif seperti narkoba dan tawuran massal akibat kurangnya perhatian orang tuanya. Kasus-kasus kekerasan maupun keretakan dalam rumah tangga juga turut serta menambah runyamnya pendidikan terhadap generasi masa depan.
Sebenarnya tidak ada larangan bagi para ibu untuk bekerja demi mengaplikasikan ilmunya maupun membantu menambah penghasilan rumah tangga, namun perhatian terhadap putra-putrinya merupakan hal yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Walau bagaimanapun, kasih sayang ibu merupakan hal yang tak dapat tergantikan, bahkan oleh orang terdekat sekalipun, apalagi pembantu. Oleh karena itu, ada baiknya kasih sayang terhadap anak tetap menjadi fokus perhatian utama, walaupun harus tetap diiringi dengan bekerja. Misalnya jam kerja ibu bisa dikurangi, atau memilih pekerjaan yang tidak memerlukan banyak waktu di luar rumah.
Aku persembahkan lagu ini untukmu ibu :
Kubuka album biru
Penuh debu dan usang
Ku pandangi semua gambar diri
Kecil bersih belum ternoda
Pikirkupun melayang
Dahulu penuh kasih
Teringat semua cerita orang
Tentang riwayatku
Kata mereka diriku slalu dimanja
Kata mereka diriku slalu dtimang
Nada nada yang indah
Slalu terurai darinya
Tangisan nakal dari bibirku
Takkan jadi deritanya
Tangan halus dan suci
Tlah mengangkat diri ini
Jiwa raga dan seluruh hidup
Rela dia berikan
Oh bunda ada dan tiada dirimu
Kan slalu ada di dalam hatiku
